Dalam rangka membangun kapasitas EMT, Academic Health System Universitas Gadjah Mada (AHS UGM) telah aktif mengirimkan tim medis ke lokasi bencana sejak 2018. Komitmen AHS UGM dalam menanggulangi bencana, seperti gempa bumi Lombok dan Cianjur, menunjukkan pentingnya kolaborasi antara institusi kesehatan dan akademik. Melalui workshop yang diadakan di RSJ Ghrasia pada 15-16 Oktober 2024, AHS UGM menginisiasi diskusi tentang pembentukan dan penguatan EMT, termasuk pengembangan kemampuan manajerial dan logistik, yang esensial untuk mendukung misi kemanusiaan.
Bencana alam dan penyakit menular di Indonesia telah menimbulkan tantangan serius bagi kesehatan masyarakat. Setiap kali bencana terjadi, angka kesakitan dan kematian meningkat, menambah beban bagi sistem kesehatan yang sudah rentan. Dalam konteks ini, penting untuk mengembangkan sistem pengelolaan krisis kesehatan yang tangguh. Salah satu solusinya adalah dengan membentuk dan menguatkan Emergency Medical Team (EMT), yang berperan krusial dalam merespons situasi darurat dan mendukung upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua.
EMT terdiri dari tenaga kesehatan dari berbagai latar belakang yang siap sedia dalam situasi bencana. Tim ini tidak hanya memberikan perawatan medis langsung kepada korban, tetapi juga mendukung manajemen di klaster kesehatan. Dengan adanya EMT, diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, serta mencegah kecacatan. Hal ini sejalan dengan SDG 3 dan SDG 13, yaitu memastikan hidup sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua usia, yang sangat penting dalam konteks penanganan bencana.
Menyadari pentingnya peran EMT, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus berupaya menguatkan pilar ketahanan kesehatan melalui program Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK). Inisiatif ini bertujuan untuk mendaftarkan dan mempersiapkan tenaga kesehatan, baik dari pemerintah maupun swasta, agar dapat dikerahkan saat dibutuhkan. Dengan memanfaatkan dashboard TCK, proses pemanggilan dan pengiriman EMT dapat dilakukan dengan cepat dan efisien, mendukung pencapaian SDG 17 yang menekankan kemitraan untuk mencapai tujuan.
Dengan dukungan dan kolaborasi yang kuat, EMT diharapkan dapat berfungsi secara efektif dalam situasi bencana, sekaligus berkontribusi pada pembangunan sistem kesehatan yang berkelanjutan. Keberhasilan program ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas respon terhadap bencana, tetapi juga memperkuat sistem kesehatan Indonesia secara keseluruhan, selaras dengan tujuan SDGs untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sehat. Melalui inisiatif ini, tidak hanya menyiapkan diri untuk menghadapi bencana, tetapi juga berinvestasi dalam kesehatan masyarakat yang berkelanjutan untuk masa depan.