Angka kematian ibu hamil akibat COVID-19 di D.I. Yogyakarta telah mengalami eskalasi yang memprihatinkan. Ibu hamil yang terinfeksi virus ini memiliki peningkatan risiko kematian dan risiko outcome kelahiran, misalnya bayi lahir prematur. Kondisi ini diperparah dengan sistem rujukan yang dirasa masih berantakan. Mestinya, sistem rujukan berjalan lancar dengan bantuan platform SISRUTE, sebuah teknologi informasi berbasis internet yang dapat menghubungkan data pasien dari tingkat layanan lebih rendah ke tingkat layanan lebih tinggi atau sederajat (horisontal maupun vertikal).
Hal inilah yang melatarbelakangi AHS UGM bersama jejaringnya untuk merancang proyek untuk memperkuat fungsi rujukan maternal dan neonatal di D.I. Yogyakarta. Pada Jumat (6/8), pembahasan proyek ini digelar melalui Zoom Meeting dan dihadiri sekitar 30 orang yang berasal dari rumah sakit jejaring AHS dan Dinas Kesehatan tiap kabupaten di DIY. Dalam diskusi ini, dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D. menyampaikan bahwa beberapa isu yang harus didiskusikan dan didukung oleh setiap institusi meliputi SDM, capacity building, budgeting, dan sistem informasi.
Dr. dr. Sri Mulatsih, Sp.A(K)., MPH. (Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Dr. Sardjito), memaparkan bahwa akan dilakukan sebuah pilot study khususnya di Bantul yang merupakan lokus penanganan maternal di Indonesia dengan angka kematian yang cukup tinggi. Selain menganalisis implementasi manual rujukan terkait KIA, analisis sistem informasi yang berkembang di wilayah tersebut juga akan dilaksanakan. Hasil analisis kemudian dapat dipakai sebagai dasar pengembangan KIA elektronik.
Proyek ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian maternal dan bayi dan memperbaiki kualitas morbiditas lainnya. Dalam waktu dekat, AHS bersama Dinas Kesehatan akan mengadakan sosialisasi dan workshop bagi rumah sakit untuk menggali permasalahan terkait implementasi rujukan. (AHS/nfs)