Stroke menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada tahun 2015 dan penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada tahun 2014. Prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar (10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang.
AHS melalui model kerja Healthy Aging (Menua Sehat) mendukung tercapainya indikator program pemerintah salah satunya yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Yogyakarta Sehat Lestari. AHS UGM bekerjasama dengan RSUP dr. Sardjito, Rumah Sakit Akademik UGM, RSUD Sleman, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya untuk mencapainya yaitu dengan diadakannya webinar Pengendalian Faktor Risiko dan Penanganan Dini Stroke. Webinar tersebut diselenggarakan pada Kamis, 24 November 2022.
Pada acara ini, Plt. Wakil Dekan Kerjasama, Alumni dan Pengabdian kepada Masyarakat FK-KMK UGM, Dr. dr. Sudadi, Sp.An., KNA., KAR hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara. dr. Yoga Rossi Widya Utama, Sp.N hadir untuk menjadi moderator dalam webinar ini.
Narasumber pertama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Desie Frihandini Afief, SKM., MH.Sc membawakan materi Profil Kejadian Stroke 5 Tahun Terakhir dan Faktor Risiko Stroke. Berdasarkan data BPJS 2018, Stroke menempati urutan ketiga pembiayaan kesehatan terbesar yaitu sebanyak 2,5 Triliun. Menurut hasil riset kesehatan tahun 2018, menunjukkan adanya trend peningkatan stroke dari tahun 2013. Hal tersebut didukung dengan adanya data terkait peningkatan faktor risiko diantaranya perilaku merokok, kurangnya aktivitas fisik, serta rendahnya asupan sayur dan buah.
Eni Nurhidayati, Sp.S, sebagai narasumber kedua menyampaikan materi Penanganan Dini Stroke untuk mencegah Squele. Jika sudah muncul gejala stroke maka segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Head CT Scan merupakan pemeriksaan gold standar untuk menegakkan diagnosis stroke. “Semakin cepat diagnosis ditegakkan maka semakin cepat penatalaksanaanya, sehingga penatalaksanaan sesuai jenis strokenya diharapkan semakin banyak sel-sel saraf yang diselamatkan dan squele yang berkurang”, ungkap dr. Eni. Terbentuknya penanganan tim medis yang solid untuk code stroke di rumah sakit pada Golden hour diharapkan dapat memutus terjadinya squele.
Materi ketiga yaitu tentang pengendalian faktor risiko stroke pada lansia. Dr. Probosuseno, Sp.PD, Kger, Finasim, SE, MM. menjelaskan beberapa gejala stroke, komplikasi akut dan kronis, serta faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke diantaranya obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, merokok aktif atau pasif, jarang berolahraga, irama jantung tidak teratur, asam urat tinggi, dan kualitas tidur yang buruk.
Materi terakhir, Dr. Dra Sumarni DW., M.Kes memaparkan materi tentang Sumbangan Dukungan Sosial Terhadap Depresi Penderita Pasca Stroke. Faktor risiko depresi pasca stroke terdiri dari biologis, psikologis, ekonomi, dan sosial. Pentingnya dukungan sosial untuk mencegah angka kecacatan atau kematian, secara signifikan berpengaruh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan pasien pasca stroke serta penurunan depresi pasca stroke.
Acara ini diakhiri dengan diskusi antara peserta dan narasumber, beberapa narasumber membagikan informasi terkait deteksi dini kesehatan pada remaja sebagai salah satu preventif faktor risiko penyakit tidak menular.
Webinar ini dapat diakses melalui link youtube Academic Health System (AHS) UGM https://www.youtube.com/watch?v=FcibqMVIK4c