Sistem Kesehatan Akademik (AHS) Universitas Gadjah Mada menetapkan pariwisata medis dan kesehatan sebagai salah satu fokus utama dalam Rencana Strategis (Renstra) 2025–2029. Langkah ini bertujuan memperkuat posisi UGM sebagai pusat pendidikan dan layanan kesehatan berstandar internasional. Dengan pengembangan fasilitas, peningkatan kualitas layanan, dan pemanfaatan teknologi, UGM berupaya menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi unggulan dalam sektor wisata kesehatan nasional dan global.
Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 3, yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua kalangan. Dengan meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan melalui integrasi pariwisata, diharapkan kualitas hidup masyarakat lokal juga ikut terdongkrak. Tak hanya berorientasi pada pengobatan, konsep wellness tourism juga menjadi perhatian utama dalam strategi ini.
Sebagai langkah konkret, AHS UGM mendorong pembentukan Board of Health Tourism Yogyakarta, lembaga koordinatif yang akan memfasilitasi sinergi antar pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, rumah sakit, industri pariwisata, sektor swasta, dan akademisi. Kolaborasi lintas sektor ini mencerminkan semangat SDGs nomor 17, yakni memperkuat kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Keberadaan dewan ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem wisata kesehatan yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Pertemuan perdana untuk pembentukan dewan tersebut dilaksanakan pada Selasa, 22 April 2025 di Gedung FK-KMK UGM, dan dipimpin oleh Dr. dr. Sudadi, Sp.An-TI., Subsp.N.An(K)., Subsp.An.R(K). Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan DIY, Direktur Utama RSA UGM, Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, serta Direktur Utama RS JIH Yogyakarta. Diharapkan, kolaborasi para pemangku kepentingan ini mampu mewujudkan Yogyakarta sebagai destinasi unggulan wisata medis dan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan institusional kuat, program ini tak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan daerah, tapi juga memperluas dampak sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.