Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan bawaan jantung. Beberapa PJB dapat dikenali sejak lahir karena sudah menimbulkan gejala dan tanda yang khas, nemun ada beberapa PJB yang menunjukkan gejala dan tanda tidak khas sehingga tidak terdekteksi saat masa kanak-kanak.
Sejak tahun 2012, di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Kedokteran UGM serta RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah melakukan suatu regristri Penyakit Jantung Bawaan pada pasien usia dewasa. Berdasarkan data pasien PJB dewasa di FKKMK UGM-RSUP Dr. Sardjito didapatkan fakta bahwa sebagian penderita PJB dewasa sudah mengalami komplikasi berupa hipertensi paru, gagal jantung maupun sindroma Eisenmenger. Hingga saat ini, tahun 2018, telah terdaftar lebih dari 800 orang pasien dewasa yang menderita PJB, 70% diantaranya sudah mengalami HAP (Hipertensi Arteri Pulmonal) berat. Fakta lain adalah penderita PJB dewasa sebagian besar wanita dan berusia dewasa muda yang masih produktif. Angka kesakitan dan kematian lebih tinggi terutama pada penderita PJB yang sudah mengalami komplikasi.
Salah satu penyebab tingginya prevalensi HAP (Hipertensi Arteri Pulmonal) pada penderita PJB adalah tidak adanya sistem deteksi dini di Indonesia yang diterapkan pada anak-anak sehingga sebagian besar anak dengan keluhan ringan akan mengalami salah diagnosis. Sampai saat ini, deteksi dini kesehatan pada anak-anak tidak secara spesifik mendeteksi kelainan bawaan pada jantung. Negara mau seperti Jepang, deteksi dini untuk PJB telah dilakukan secara berjenjang mulai dari masa janin, bayi, anak-anak dan usia sekolah. Dengan melakukan metode deteksi dini berjenjang, PJB dapat diketahui sejak dini sebelum muncul manifestasi klinis yang lebih berat, dan tindakan korektif dapat dilakukan. Di negara Jepang, keberhasilan deteksi dini berjenjang tersebut menurunkan secara drastis angka kejadian PJB pada usia dewasa.
Academic Health System mendukung target capaian pilar ketiga pembangunan berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) yaitu kehidupan sehat dan sejahtera melalui tema prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak. Selasa, 7 November 2023, Prof. Dr. dr. Lucia Kris Dinarti, Sp.PD, Sp.JP(K) bersama tim melakukan kegiatan deteksi dini penyakit jantung bawaan menggunakan metode Elektrokardiografi 6 Lead pada Anak Sekolah di Kabupaten Sleman. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam tema prioritas AHS yaitu Kesehatan Ibu dan Anak. Academic Health System mendorong pelaksanaan kegiatan yaitu dengan memberikan dukungan Dana Alokasi Khusus Non Fisik AHS UGM Tahun Anggaran 2023.
Harapannya dengan adanya kegiatan ini sebagai skrining kelainan jantung bawaan pada anak sekolah sehingga mencegah komplikasi penyakit jantung bawaan pada usia dewasa