Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia. PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) (Kemenkes RI, 2013). Pencegahan penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu program prioritas pemerintah Indonesia. Diantara PTM tersebut, penyakit jantung mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, yaitu 2-3.5 % pada kelompok usia 65-74 tahun (Kemenkes RI, 2013). Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat abnormalitas perkembangan jantung saat masih dalam janin dan berlanjut hingga setelah lahir.
Departemen jantung dan pembuluh darah FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito yaitu Dr. dr. Lucia Kris Dinarti, SpPD, SpJP(K), dr. Dyah Wulan Anggrahini, Ph.D., SpJP(K), dr.Anggoro Budi Hartopo, SpPD, MSc, Ph.D., SpJP(K), dr. Indah Kartika Murni, Sp.A(K), M.Kes, Ph.D, dan Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH, M.Kes, MAS sebagai salah satu anggota utama Academic Health System (AHS) UGM bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta menginisiasi program skrining/deteksi dini penyakit jantung bawaan pada anak sekolah di DIY. Pelaksanaan skrining pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2015 pada 200 anak SD kelas 4 di kota Yogyakarta dengan metode 12 sadapan. Pada tahun 2018 dilanjutkan skrining pada 3000 anak SD kelas 1 dengan metode elektrokardiografi 12 sadapan yang terintegrasi dengan skrining tahunan program dinas kesehatan / puskesmas setempat.
Tahun 2020, tim melakukan optimalisasi program skrining tahunan pada anak sekolah dengan menambah item pemeriksaan elektrokardiografi, mengembangkan alur rujukan terintegrasi untuk kasus-kasus yang dicurigai kelainan jantung, serta melanjutkan deteksi dini penyakit jantung bawaan. Dalam rangka meningkatkan program skrining/deteksi dini, tim mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada petugas puskesmas secara langsung pada anak sekolah dasar di 2 kabupaten yaitu Bantul, dan Gunung Kidul.
Kegiatan pendampingan dan pelatihan dihadiri tenaga kesehatan dan guru-guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dari perwakilan sekolah dasar di Bantul dan Gunung Kidul. Peserta yang hadir pada kegiatan di Kabupaten Bantul sebanyak 59 orang, sedangkan di Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 40 orang. Pada kegiatan tersebut, peserta mendapatkan pemaparan tentang alur pelaksanaan deteksi dini penyakit jantung pada anak dan pelatihan penggunaan alat elektrokardiogram 6-lead portable.
Hasil pengembangan alur rujukan deteksi dini penyakit jantung pada anak yaitu diawali dengan skrining primer menggunakan elektrokardiogram di sekolah. Jika didapatkan abnormalitas pada skrining di sekolah maka akan dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan elektrokardiograf 12 lead. Hasil EKG puskesmas dijadikan dasar untuk merujuk anak ke spesialis jantung yang ada di rumah sakit umum daerah tingkat kabupaten untuk dilakukan echokardiografi. Setelah dilakukan pemeriksaan echokardiografi maka dapat diketahui apakah ada kelainan jantung pada anak yang kemudian selanjutnya ditindaklanjuti di rumah sakit umum pusat Dr. Sardjito atau jika ditemukan normal maka hasil EKG abnormal bisa dianggap sebagai variasi normal.
Diharapkan selanjutnya, program skrining dapat dilakukan mandiri oleh setiap puskesmas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta dapat menurunkan kejadian hipertensi pulmonal sebagai salah satu komplikasi berat dari penyakit jantung bawaan.