AHS UGM kembali menggelar webinar edukasi berjudul “Mengenal Varian Omicron: Apa yang perlu Anda ketahui dan bagaimana mencegah paparannya?”. Kali ini webinar ditujukan bagi masyarakat umum, setelah sebelumnya webinar edukasi diadakan bagi tenaga kesehatan.
Acara ini berlangsung pada Rabu kemarin (29/12) melalui platform Zoom dan dipandu oleh dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D. Narasumber pertama, Prof. dr. Hari Kusnanto Josef, Dr.PH., Sp.KKLP (Pakar Epidemiologi dan Penyakit Infeksi FK-KMK UGM), menyampaikan materi tentang varian Omicron ditinjau dari segi epidemiologi. Ia memaparkan bahwa mutasi yang terjadi pada varian Omicron menyebabkannya dapat menghindar dari tangkapan antibodi, mudah masuk dan berbiak di dalam sel terutama di bronkus, namun kurang agresif secara klinis karena perubahan-perubahan protein virus, khususnya di S protein.
“Kita tidak usah terlalu panik karena menurut data studi di Afrika Selatan, 80% pasien itu mengalami penurunan risiko dirawat di rumah sakit. Adapun, penderita yang wafat akibat Omicron di Australia, Eropa, dan US merupakan usia lanjut dan memiliki komorbid,” ungkap Prof. Hari.
Menurut dr. Nur Rahmi Ananda, Sp.PD., FINASIM (RSUP Dr. Sardjito) selaku narasumber kedua dalam webinar ini, masa inkubasi varian Omicron diduga lebih singkat dibandingkan yang lainnya, yakni hanya 3 hari, sementara varian sebelumnya sekitar 5 hari. Gejala infeksi Omicron tidak berbeda dengan varian sebelumnya, namun lebih mild, misalnya hanya pilek, kelelahan, atau demam yang tidak tinggi. Beberapa studi awal juga melaporkan gejala yang less severe.
“Data dari penelitian awal tampak cukup melegakan, tetapi tetap harus waspada karena kematian bukan hanya ditentukan virulensi virus, tetapi juga ditentukan oleh kesiapan fasilitas kesehatan dan cakupan vaksinasi. Bila transmisi tidak dikontrol dan kasusnya terus meningkat maka layanan kesehatan harus siap menangani dengan baik,” ujar dr. Nanda.
Pada sesi berikutnya, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari., M.Si., Ph.D. (Health Promoting University UGM) menjelaskan materi tentang perilaku sehat dan siaga dalam menghadapi varian Omicron. Perilaku pencegahan dan pengendalian yang perlu dilakukan antara lain memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan, membatasi mobilitas, memperbarui sumber kesehatan yang kredibel, dan meneruskan GERMAS.
Ia juga mengungkapkan bahwa pengetahuan, ketakutan, alasan ekonomi, jenis pekerjaan, umur, dan jenis kelamin memiliki kaitan dengan kepatuhan terhadap protokol. Oleh karena itu, edukasi masih harus terus dilakukan dan ditekankan pada manfaat dan dari sisi ekonomi.
Materi webinar selengkapnya dapat diunduh pada laman berikut. Webinar ini juga dapat disaksikan kembali melalui kanal InaHealth TV.